December 21, 2009

Wortel , Telur dan Kopi


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu sukar dan menyakitkan baginya. Ia tidak tahu
bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah kalah dalam kehdupan. Ia sudah letih untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul
masalah baru.
Ayahnya, seorang tukang masak, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 periuk dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di ketigatiga periuk2 tersebut mendidih. Ia menaruh wortel merah di dalam periuk pertama, telur diperiuk kedua dan ia menaruh serbuk kopi di periuk terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak tertanya-tanya dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan oleh ayahnya.

Setelah 20 minit, si ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya dimangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya. Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekati mangkuk dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahawa worlet itu terasa enak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.

Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya menerangkan bahawa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masingmasing menunjukkan reaksi yang berbeda. Wortel
sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkerang
tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Serbuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, serbuk kopi merubah air tersebut.

"Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Air panas yang mendidih itu umpama kesukaran dan dugaan yang bakal kamu lalui...Ketika kesukaran dan kesulitan
mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu lobak, telur atau kopi?"

Untuk renungan bersama.........

Bagaimana dengan anda?

Apakah anda adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lembut dan kehilangan kekuatanmu.

Atau... Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut, dengan jiwa yang dinamis? Namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian
atau kegagalan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?

Ataukah kamu adalah serbuk kopi? Serbuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100darjah Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti serbuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga menjadi semakin baik.

wallahua'lam


NB: universehomeschooling.blogspot.com

2 comments:

  1. Kalau aku pengen jadi kopi aja deh.. semakin matang dia ditimpa kesusahan, maka semakin bijak (harum hatinya)... Mudah2an semakin tua nanti aku bisa semakin bijak..amin.. :D

    ReplyDelete
  2. hum..,..amin mbak lina..^_^ smoga kita bsa terus tuk menjadi lebih baek dan lebih baek dari sebelumnya..amien..

    ReplyDelete

About