October 19, 2009

Indahnya Hidup Jika Kita Menyadarinya

s
Suatu ketika, ada sebuah Roda yang melintas dengan cepatnya di tengah-tengah hutan rimba dengan kerikil-kerikil tajam yang siap hinggap di salah satu bagiannya. Di perjalanan yang panjang itu, ia tersadar bahwa ia kehilangan salah satu jari-jarinya. Tanpa jari-jari yang lengkap tentu ia tak akan mampu tuk berjalan dengan lancar. Mungkin ini karena Roda tersebut melaju terlalu kencang di dalam hutan sehingga ia melupakan bagian tubuh nya yang hilang.

Kini, sang Roda pun bingung. Ke manakah hendak dicari satu bagian tubuhnya itu?

Sang Roda pun berbalik arah. Ia kembali menyusuri jejak-jejak yang pernah di tinggalkannya. Perlahan jejak demi jejak ia telusuri. Jejak yang pernah ditapakinya itu. Satu demi satu di perhatikannya dengan seksama. Setiap benda ia amati dan cermati, berharap akan ditemukannya jari-jari yang hilang itu.

Ditemuinya kembali rerumputan dan ilalang. Di hampirinya kembali bunga-bunga di tengah padang. Di kunjunginya kembali semut dan serangga kecil di jalanan. Dilewatinya lagi semua batu-batu dan kerikil-kerikil pualam. Hei…semuanya tampak lain. Ya, sewaktu sang Roda melintasi jalan itu dengna laju yang kencang, semua hal tadi tampak biasa dan tak istimewa. Namun kini, semuanya tampak lebih indah dan lebih hidup.

Rerumputan dan ilalang tampak menyapanya dengan ramah. Mereka kini tak lagi hanya berupa batang-batang yang kaku. Mereka tampak tersenyum, melambai tenang, bergoyang, dan menyapaikan salam. Ujung-ujung rumput itu, bergeser dengan lembut disisi roda. Sang Roda pun tersenyum dan melanjutkan percariannya.

Bunga-bunga pun tampak lebih indah. Harum dan semerbaknya lebih terasa menyegarkan. Kuntum- kuntum bunga yang baru terbuka menampilkan wahah yang cerah. Kelopak-kelopak yang tumuh, menari seaan bersorak pada sang roda. Sang roda tertegun melihat semua ini, ia pun terhenti sejenak. Sang bunga pun merunduk dan memberikan salam hormat.

Dengan perlahan dilanjutkannya kembali pencariannya. Kini semut kecil dan serangga kecil mulai berbaris dan memberikan salam yang paling semarak. Kaki-kaki mereka bertepuk, membunyikan keriangan yang meriah.sayap-sayap bergetar, seakan ada ribuan gendering yg di tabuh.

Begitu pula dengan kerikil pualam dan batu-batuan. Kilau nya hadir tampak berbeda jika dilihat dar mata yang tergesa-gesa. Mereka jauh lebih indah dan setiap sisi batu itu memancarkan kemilau teduh. Kini tak terlihat lagi sisi mereka yang tajam yang keram mampir di bagian tubuh sang roda.

Setelah lama berjalan menyusuri kembali jejak yang pernah ia lalui di dalam hutan tersebut, akhirnya ia menemukan jarinya yang hilang. Sang Roda pun senang. Dan ia berjanji, tak akan tergesa-gesa dan berjalan terlalu kencang lagi.




"Nikmatilah hidup kita, karena dengan begitu kita akan merasakan betapa berarti dan indah nya Hidup kita."


No comments:

Post a Comment

About